Palopo – 9 Bulan Kebakaran di Palopo Capai 44 Kasus, Kerugian Rp 1,3 Miliar. Sejak Januari hingga September 2025, tercatat 44 kasus kebakaran di ‘Kota Idaman’ julukan Kota Palopo, Sulawesi Selatan.
Secara geografis, Palopo berada di pesisir timur Sulawesi dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Luwu. Kota ini berjarak sekitar 365 km dari Makassar, ibu kota provinsi, dan dapat ditempuh melalui jalur darat maupun udara (via Bandara Bua di Luwu).
Data kebakaran 9 bulan terakhir dirilis Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar) Kota Palopo. Kepala Dinas Damkar Palopo, Rachmad, mengatakan korsleting listrik penyebab utama kebakaran.
“Penyebabnya beragam, tapi sekitar 29 kejadian disebabkan korsleting listrik,” kata Rachmad, Kamis (16/10/2025). Selain korsleting, beberapa kasus juga dipicu kebocoran selang regulator gas, pembakaran sampah, dan pembukaan lahan tanpa pengawasan.
September 2025 menjadi bulan dengan jumlah kejadian terbanyak, yakni sembilan kasus. Jenis bangunan paling sering terbakar adalah rumah tinggal, dengan total 27 kasus. Dari seluruh kejadian, Rachmad memastikan tidak ada korban jiwa.
“Alhamdulillah, dari seluruh kebakaran yang terjadi, tidak ada korban jiwa satu pun,” ujarnya. Kerugian material diperkirakan mencapai Rp 1.351.400.000. Rachmad mengimbau masyarakat lebih waspada terhadap potensi kebakaran, terutama saat musim kemarau yang meningkatkan risiko penyebaran api.
“Kami minta warga rutin memeriksa instalasi listrik dan peralatan gas di rumah masing-masing. Jangan membakar sampah sembarangan dan segera laporkan jika melihat tanda-tanda kebakaran,” imbaunya.
Dinas Damkar Palopo berencana meningkatkan sosialisasi dan edukasi kebakaran di tingkat kelurahan, sekolah, serta kawasan padat penduduk untuk meminimalisasi risiko kejadian serupa.
Sejumlah warga menanggapi maraknya kasus kebakaran tersebut.
Baca Juga : Wali Kota Palopo Atur Ulang Mekanisme SP2D, DPRD Ingatkan Risiko Hukum

Warga Palopo, Suryani, mengaku khawatir dan kini lebih waspada. “Kami jadi lebih waspada. Setiap malam saya pastikan kompor dan kabel sudah aman. Tapi kami juga berharap pemerintah memperbanyak sosialisasi dan pos pemadam di wilayah padat penduduk,” ujarnya.
Ia menilai perlunya pemeriksaan rutin instalasi listrik di rumah warga dengan melibatkan pihak terkait. “Banyak rumah lama yang instalasi listriknya sudah usang. Kalau bisa ada program pengecekan gratis supaya warga lebih tenang,” katanya.
Suryani juga berharap pemerintah meningkatkan fasilitas dan kesiapsiagaan petugas Damkar. Termasuk penambahan armada dan peralatan pemadaman di wilayah pinggiran kota yang sulit dijangkau.





